Sejarah di balik julukan Bogor sebagai “Kota Hujan”

Bogor, sebuah kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat, telah lama dikenal dengan julukan “Kota Hujan”. Julukan ini merujuk pada curah hujan yang tinggi di kota ini, membuat Bogor menjadi salah satu kota terbasah di Indonesia. Namun, sebenarnya, apa sejarah di balik julukan ini?

Sejarah Bogor sebagai “Kota Hujan” bisa ditelusuri kembali ke masa kolonial Belanda. Pada abad ke-18, Bogor menjadi tempat peristirahatan bagi Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang ingin melarikan diri dari cuaca panas di Batavia (sekarang Jakarta). Dengan iklim yang sejuk dan udara yang segar, Bogor menjadi tempat yang cocok untuk dijadikan tempat peristirahatan.

Selain itu, letak geografis Bogor yang berada di kaki Gunung Salak juga mempengaruhi curah hujan yang tinggi di kota ini. Angin muson dari Samudra Hindia membawa uap air yang kemudian turun sebagai hujan di daerah Bogor. Sehingga, Bogor menjadi salah satu kota dengan curah hujan tertinggi di Indonesia.

Julukan “Kota Hujan” ini juga menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan udara segar di Bogor. Banyak destinasi wisata di Bogor yang menawarkan pemandangan alam yang hijau dan udara yang sejuk, seperti Kebun Raya Bogor, Taman Safari Indonesia, dan Gunung Salak.

Meskipun julukan “Kota Hujan” mungkin terdengar kurang menguntungkan bagi sebagian orang, namun bagi warga Bogor sendiri, curah hujan yang tinggi adalah sebuah berkah. Hujan yang teratur dan curah hujan yang cukup tinggi membuat tanah di Bogor subur dan cocok untuk pertanian. Sehingga, Bogor dikenal sebagai lumbung padi dan sayuran di Jawa Barat.

Dengan sejarah panjang di balik julukan “Kota Hujan”, Bogor tetap menjadi destinasi wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan udara segar. Bagi warga Bogor sendiri, curah hujan yang tinggi menjadi sebuah berkah yang membuat kota ini tetap subur dan indah.