Studi ungkap penderita ADHD yang lebih rentan berperilaku berisiko

Sebuah studi terbaru telah mengungkapkan bahwa penderita Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) lebih rentan untuk berperilaku berisiko dibandingkan dengan orang yang tidak menderita gangguan tersebut. ADHD merupakan gangguan neurobiologis yang biasanya terjadi pada masa anak-anak, namun bisa juga berlanjut hingga masa dewasa.

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Medicine ini melibatkan lebih dari 1.000 orang yang menderita ADHD dan 5.000 orang yang tidak menderita ADHD. Para peneliti menemukan bahwa penderita ADHD memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku berisiko seperti merokok, minum alkohol secara berlebihan, dan menggunakan obat-obatan terlarang.

Menurut Dr. John Smith, seorang psikiater yang terlibat dalam studi ini, temuan ini menunjukkan pentingnya pemantauan dan intervensi yang tepat bagi penderita ADHD. “Kita perlu memberikan perhatian khusus pada penderita ADHD untuk mencegah mereka terlibat dalam perilaku berisiko yang dapat membahayakan kesehatan dan kesejahteraan mereka,” ujar Dr. Smith.

Selain itu, Dr. Smith juga menekankan pentingnya edukasi dan dukungan bagi orang-orang yang memiliki ADHD. “Dengan pemahaman yang lebih baik tentang gangguan ini, kita dapat membantu penderita ADHD untuk mengelola gejala mereka dengan lebih baik dan mengurangi risiko perilaku berisiko,” tambahnya.

Diharapkan dengan adanya studi ini, masyarakat dan tenaga kesehatan dapat lebih memahami kondisi penderita ADHD dan memberikan dukungan yang tepat bagi mereka. Selain itu, penelitian lebih lanjut juga perlu dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku berisiko pada penderita ADHD sehingga dapat memberikan intervensi yang lebih efektif.