Ahli bantah makan daging kambing tingkatkan risiko hipertensi

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengkonsumsi daging kambing secara berlebihan dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi. Hal ini dibantah oleh sejumlah ahli gizi yang menilai bahwa daging kambing tetap bisa dikonsumsi dengan jumlah yang tepat dan dalam konteks pola makan seimbang.

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung, stroke, dan masalah kesehatan lainnya. Beberapa faktor seperti pola makan, gaya hidup, dan riwayat keluarga dapat mempengaruhi risiko seseorang terkena hipertensi.

Studi yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Oxford menemukan bahwa mengkonsumsi daging kambing lebih dari 100 gram per hari dapat meningkatkan risiko seseorang terkena hipertensi. Namun, ahli gizi seperti dr. Fitriani Rahmawati menyatakan bahwa hasil penelitian tersebut perlu ditinjau ulang karena tidak menunjukkan hubungan sebab akibat antara konsumsi daging kambing dan hipertensi.

Menurut dr. Fitriani, daging kambing merupakan sumber protein yang baik dan mengandung zat besi serta vitamin B12 yang penting untuk kesehatan tubuh. Namun, konsumsi daging kambing sebaiknya tetap dalam jumlah yang moderat dan seimbang dengan asupan makanan lainnya.

Untuk mencegah terjadinya hipertensi, dr. Fitriani menyarankan untuk mengonsumsi daging kambing dalam porsi yang sesuai, mengimbanginya dengan sayuran, buah-buahan, dan sumber karbohidrat sehat lainnya, serta tetap menjaga pola makan yang seimbang dan sehat.

Dengan demikian, meskipun ada penelitian yang menyebutkan bahwa mengkonsumsi daging kambing dapat meningkatkan risiko hipertensi, hal ini sebaiknya tidak membuat kita menghindari daging kambing sepenuhnya. Mengonsumsi daging kambing dengan bijak dan dalam jumlah yang tepat tetap bisa menjadi bagian dari pola makan sehat dan seimbang.