Makna balutan busana adat Ujung Serong di pelantikan Prabowo-Gibran
Pada hari Minggu, 26 September 2021, pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta baru, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, digelar dengan penuh khidmat di Balai Kota Jakarta. Acara tersebut turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, pejabat negara, serta kerabat dan sahabat kedua pemimpin terpilih tersebut.
Salah satu hal yang menarik perhatian dari acara pelantikan tersebut adalah balutan busana adat yang dikenakan oleh Prabowo dan Gibran. Keduanya memilih untuk mengenakan busana adat Ujung Serong yang kaya akan makna dan filosofi di baliknya.
Busana adat Ujung Serong merupakan busana tradisional Jawa yang biasa dikenakan oleh para bangsawan atau tokoh penting pada acara-acara resmi. Busana ini terdiri dari kain panjang yang dibalutkan dengan teknik khusus sehingga membentuk serong di bagian depan. Serong ini melambangkan kekuatan, keberanian, dan keadilan yang harus dimiliki oleh pemimpin.
Selain itu, busana adat Ujung Serong juga melambangkan kesetiaan dan ketaatan terhadap aturan dan norma yang berlaku. Dengan mengenakan busana adat tersebut, Prabowo dan Gibran ingin menyampaikan pesan bahwa mereka siap untuk memimpin dengan penuh integritas dan tanggung jawab.
Balutan busana adat Ujung Serong juga mengandung makna bahwa kedua pemimpin baru ini siap untuk menghadapi segala tantangan dan rintangan yang akan dihadapi dalam menjalankan tugasnya sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Mereka siap untuk bertindak dengan bijak dan adil demi kepentingan masyarakat dan bangsa.
Dengan memilih busana adat Ujung Serong sebagai pilihan busana untuk acara pelantikan mereka, Prabowo dan Gibran ingin menegaskan bahwa mereka menghormati tradisi dan budaya bangsa Indonesia. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka adalah pemimpin yang mencintai dan memiliki rasa bangga terhadap warisan budaya nenek moyang mereka.
Dengan demikian, balutan busana adat Ujung Serong yang dikenakan oleh Prabowo dan Gibran pada acara pelantikan mereka bukan hanya sekadar penampilan fisik semata, namun juga mengandung makna dan filosofi yang dalam. Mereka siap untuk memimpin dengan penuh keberanian, keadilan, dan integritas demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat DKI Jakarta.